Morning Coffee

Five Mind for The Future

MORNING COFFEE  “FIVE MINDS for THE FUTURE”

 

Five Minds for The Future merupakan sebuah ide atau gagasan yang dikemukakan oleh Dr. Howard Gardner, dkk pada tahun 1979. Beliau merupakan seorang pakar perkembangan anak dari Harvard University yang telah dikenal luas sebagai pencetus dan penggagas Mulltiple Inteligence dimana manusia itu mempunyai 9 macam kecerdasan majemuk. Kecerdasan itu meliputi : kecerdasan  linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik, Kecerdasan Interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, kecerdasan eksistensia.

 

Multiple Inteligence tersebut erat kaitannya dengan Five Minds for the Future, dimana Five Minds for The Future merupakan kemampuan atau ketrampilan berpikir untuk tetap eksis di masa depan, masa yang penuh dengan perubahan dan tantangannya. Pola pikir tersebut merupakan kunci penting dalam menghadapi masa tersebut lebih tepatnya pola pikir untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, menjadi diri yang bisa tetap survive dengan seimbang. Pola pikir seperti apakah Five Minds for The Future tersebut?

 

Five Minds for The Future tersebut merupakan salah satu kurikulum yang diberikan kepada anak didik Fastrack Funschool yang semuanya terintegrasi selama program belajar mengajar berlangsung. Supaya lebih efektif dalam memberikan stimulasi, maka pada kesempatan ini dalam acara Morning Coffee, kami mengupas topik “Five Minds for The Future” langsung dari pendiri Fastrack Funschool Ibu Alissa Q Wahid. Morning coffee ini diadakan pada hari Sabtu, 29 November 2014 pukul 09.00 – 12.00 WIB di Hotel Grand Tjokro  Yogyakarta.

 

Sebelum “Main Course”, terlebih dahulu  orangtua diajak untuk mengingat kembali “7 Habits for Kids” dan “Multiple Intellegences”. Dilanjutkan dengan “Five Minds for The Future” . Mari kita bahas satu persatu tentang “Five Minds for The Future “. Yaitu :

 

1. Disciplined Mind

Seseorang untuk menjadi master atau pakar harus mengusai 4 disiplin ilmu dasar sepertiSains, Sejarah, Seni, Matematika. Hal itu adalah dasar yang harus dikuasai. Selain itu harus selalu melatih kebiasaan disiplin untukmemperkuat “otot” ilmu/ketrampilan. Untuk menjadi seorang pakar menurut Gladwell dibutuhkan setidaknya 10.000 jam terbang. Hal lain dalam disciplined mind seseorang harus mendalami satu disiplin ilmu utama seperti menjadi seorang Financial Plan Consultant. Jadi, kita harus menguasai suatu bidang tertentu secara tuntas, komprehensif, mendalam, dan disiplin.

 

2. Synthesizing Mind

Kemampuan untuk menyerap/mengolah banyak elemen yang berbeda menjadi sebuah hal/pemahaman baru. Focus sinergi, melihat lebih dari yang tampak apalagi di jaman saat ini dimana banyak sekali informasi yang muncul. Jadi, kita harus menentukan apa yang penting, apa yang tidak penting dan perlu diabaikan serta apa yang perlu difokuskan.

 

3. Creating Mind

Kemampuan berpikir terbuka, asks new questions, comes up with answers which other people haven’t had before. Ketrampilan untuk melihat dari berbagai sudut pandang serta tidak terpaku pada satu cara pandang tertentu. Menciptakan hal baru dari cara melihat yang berbeda.

 

4. Respecting Mind

Berpikir respek merupakan aspek penting dalam peradaban saat ini, bagaimana kita berhubungan dengan orang lain, bagaimana kita melihat perbedaan, bagaimana memanfaatkan perbedaan untuk kebaikan bersama serta bersinergi. Jadi, ketrampilan untuk melihat perbedaan (apapun perbedaan itu) sebagai sebuah anugerah dan menjadi pribadi yang toleran dalam berbagai aspek.

 

5. Ethical Mind

Merupakan ketrampilan yang paling penting di abad ini dan juga paling sukar dibayangkan. Kemampuan untuk berpikir baik buruk, benar salah, apa yang boleh dan yang tidak boleh, peka terhadap tanggung jawab dan berporos pada prinsip (principle-center)

 

Diakhir acara, Miss Pipit sebagai perwakilan dari guru Fastrack Funschool sharing tentang penerapan “Respecting Mind” di Fastrack Funschool.  Penerapan melalui kegiatan keagamaan dikelas, dimana murid dilatih untuk menghormati agama satu dengan lainnya dan diberikan pemahaman tentang perbedaan setiap individu yang mereka temui di sekolah (Gt).