Bermain adalah Hak Anak

Bermain adalah Hak Anak

Bermain adalah Hak Anak

Oleh : Martina W, S.Psi

 

Seperti yang kita tahu, anak-anak mempunyai kebutuhan untuk bermain. Bagi anak, bermain adalah suatu bentuk kegiatan yang menyenangkan. Dunia anak adalah dunia bermain, setiap waktu mereka selalu akan merasa menikmati untuk bermain.

 

Bermain yang kita lihat sepintas sepertinya hanya kegiatan yang sederhana, namun ternyata bermain sangat membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, bahasa, sosial, moral dan emosional. Dengan bermain, mereka belajar.

 

Anak-anak suka bermain bukan karena mereka tahu bermain akan membantu mereka mencapai perkembangan yang utuh. Yang penting baginya adalah mendapatkan kesenangan. Coba sesekali amati apa saja yang dilakukan saat anak bermain. Anda akan menemukan “manusia kecil” yang sedang menggali potensi kecerdasannya untuk mengidentifikasi, menyelidiki, menciptakan, melakukan kreatifitas, berimajinasi, dan masih banyak lagi. Dalam bermain, proses lebih penting daripada hasil akhirnya. Oleh karena itu menyenangkan menjadi syarat mutlak dalam bermain. Jika Bermain tidak lagi menyenangkan, anak-anakpun akan menolak atau memilih berhenti ditengah jalan.

 

Masa bermain merupakan masa dimana manusia berada dalam tahap paling mudah menerima pengetahuan. Dalam proses bermain kecenderungan prestasi anak yang berbeda-beda lambat laut juga akan terlihat. Sejak dan hingga kapan anak-anak membutuhkan kegiatan bermain ini? Lev Vigotsky dan Piaget, berpendapat bahwa anak-anak akan melewati tiga masa dan tahapan perkembangan bermain, yaitu

a. Sensory motor play/practice play (usia 3 bulan – 1,5 tahun)

Bayi mulai mengembangkan keinginan dengan cepat untuk bermain. Pertama-tama bayi menangkap sikap dari orang-orang yang merawat mereka. Dari cara bicara, mungkin nyanyian-nyanyian yang diperdengarkan, dan ritual-ritual perawatan dalam bulan-bulan berikutnya. Karena itu bayi akan lebih senang mendapatkan alat bermain yang sering dipegang orang yang merawatnya daripada mainan yang baru Anda beli. Dalam masa ini, bayi bermain dengan cara menggenggam, menarik, melemparkan, memukul, dan menjatuhkan.

b. Simbolic/make believe play (+2-7 tahun)

Pada umumnya kegiatan anak diwarnai dengan kegiatan bermain khayal dan pura-pura. Anak-anak sudah mulai dan dapat menggunakan berbagai benda sebagai simbol. Anak-anak mulai dengan meniru dan berkembang menjadi bentuk permainan yang lebih sosial bermain bergiliran, bermain peran, dan tantangan sosial.

c. Social Play Games with rules (kurang lebih 8-11 tahun)

Meskipun sudah masuk sekolah dasar anak-anak tetap membutuhkan waktu untuk bermain. Pada masa ini anak-anak bermain dengan menggunakan aturan-aturan.

 

Melihat manfaat besar dari bermain, kekuatan motivasi anak untuk bermain jangan pernah diabaikan meskipun anak sudah memasuki masa sekolah dasar. Bahkan dengan metode bermain ternyata mampu meningkatkan pembelajaran anak disekolah yang jauh lebih efektif. Anda setuju dengan ini???